Seluruh Sekolah di New Delhi Tutup Sementara Akibat Polusi Udara Parah

0

Jakarta – Pemerintah New Delhi, India, menutup seluruh sekolah dasar dan menghentikan aktivitas belajar tatap muka. Penutupan sekolah imbas kondisi kabut asap polusi yang semakin parah.

Dilansir AFP, Kamis (14/11/2024), New Delhi beserta wilayah metropolitan di sekitarnya, yang dihuni lebih dari 30 juta orang, secara konsisten menduduki peringkat teratas dunia sebagai kota berpolusi udara saat musim dingin.

Kabut asap menjadi sumber kesengsaraan tahunan bagi penduduk. Bahkan, ribuan kematian dini tercatat setiap tahunnya. Pemerintah setempat dinilai gagal mengatasi masalah secara terukur.

“Karena meningkatnya tingkat polusi, semua sekolah dasar di Delhi akan beralih ke kelas daring, hingga ada arahan lebih lanjut,” kata Chief Minister of Delhi, Atishi Marlena, melalui platform media sosial X, seperti dilansir AFP.

Otoritas setempat juga secara berkala memberlakukan larangan aktivitas konstruksi serta membatasi truk barang bertenaga diesel dari wilayah lain untuk mengurangi gas beracun yang menyelimuti ibu kota. Langit kelabu dan asap tajam telah membuat kehidupan penduduk New Delhi sengsara pekan ini.

Kadar polutan PM 2.5 tercatat lebih dari 50 kali lipat di atas batas maksimum harian yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Rabu waktu setempat. New Delhi diselimuti kabut asap tajam setiap tahun, terutama disebabkan oleh pembakaran jerami oleh petani di India untuk membersihkan ladang mereka. Ditambah, asap pabrik serta polusi kendaraan.

Suhu dingin dan angin yang bertiup pelan memperburuk situasi lantaran menjebak polutan yang mematikan. Musim dingin berlangsung sekitar pertengahan Oktober hingga Januari.

Mahkamah Agung India bulan lalu memutuskan udara bersih adalah hak asasi manusia yang fundamental, memerintahkan pemerintah pusat dan otoritas tingkat negara bagian untuk mengambil tindakan.

Pihak berwenang New Delhi telah meluncurkan beberapa langkah inisiatif untuk mengatasi polusi, namun gagal. Air pun disemprotkan menggunakan truk-truk milik pemerintah guna meredam polusi sementara waktu.

Terbaru, skema menggunakan tiga pesawat nirawak kecil disiapkan guna menyemprotkan kabut air. Namun, skema itu dicemooh oleh para kritikus.
(taa/haf/detik)