Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (24/11/2023), informasi tersebut disampaikan oleh para mediator yang ada di Qatar. Diketahui bahwa Qatar bersama Mesir dan Amerika Serikat (AS) menjadi mediator dalam kesepakatan yang dicapai oleh Israel dan Hamas pekan ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, mengungkapkan bahwa kesepakatan tersebut, yang pertama dalam perang yang berlangsung selama hampir tujuh pekan terakhir, akan dimulai pada Jumat (24/11) pagi, sekitar pukul 07.00 waktu setempat.
Kesepakatan itu, sebut Al-Ansari, melibatkan gencatan senjata komprehensif di wilayah Jalur Gaza bagian utara dan bagian selatan.
Dituturkan juga oleh Al-Ansari kepada wartawan di Doha bahwa bantuan kemanusiaan akan mengalir masuk ke Jalur Gaza saat kesepakatan itu mulai diberlakukan, dengan para sandera Israel akan dibebaskan pada pukul 16.00 waktu setempat.
Diharapkan juga bahwa para tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Hamas telah mengonfirmasi via Telegram bahwa semua permusuhan dari kelompoknya akan berhenti selama kesepakatan itu diberlakukan.
Sebelumnya, Hamas diperkirakan mengumumkan pemberlakuan gencatan senjata dengan Israel pada Kamis (23/11) waktu setempat namun tertunda karena negosiasi berlarut-larut.
Perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza telah memakan banyak korban jiwa. Sedikitnya 14.000 orang dilaporkan tewas akibat rentetan serangan Israel di Jalur Gaza, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober lalu yang dilaporkan menewaskan 1.200 orang.
Lebih dari 240 orang lainnya, termasuk warga negara asing, disandera oleh Hamas dan kini ditahan di Jalur Gaza.
Otoritas Israel mengatakan bahwa gencatan senjata bisa berlangsung lebih dari empat hari, seperti yang disepakati sebelumnya, asalkan Hamas membebaskan sedikitnya 10 sandera per hari. Sumber Palestina secara terpisah menyebut gelombang kedua pembebasan bisa melibatkan 100 sandera pada akhir November.
Baik Israel maupun Hamas sama-sama mengatakan akan berperang kembali setelah gencatan senjata selesai.
(nvc/ita/detik)