Sentilan PBB Bagi Dunia, 38 Juta Warga Afghanistan Terancam Kelaparan

0
Jakarta – Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memberikan sentilan kepada dunia di tengah banyaknya pihak fokus pada invasi Rusia ke Ukraina. PBB mengingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina tidak seharusnya membuat dunia melupakan situasi kemanusiaan di Afghanistan yang kini dikuasai Taliban.

PBB juga memperingatkan bahwa mengabaikan kebutuhan kemanusiaan di Afghanistan bisa sangat berisiko.

Dilansir AFP, Rabu (16/3/2022), kepala badan pengungsi PBB, UNHCR, Filippo Grandi, yang tengah melakukan kunjungan selama empat hari ke Afghanistan, mengingatkan agar komunitas internasional terus terlibat dengan otoritas Taliban saat Afghanistan sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

“Seluruh dunia saat ini terfokus pada Ukraina,” ujar Grandi yang juga menjabat Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi kepada AFP di markas PBB yang ada di Kabul.

“Namun pesan saya dengan datang ke sini adalah, jangan lupakan situasi lainnya, di mana perhatian dan sumber daya dibutuhkan dan Afghanistan merupakan salah satunya,” cetusnya.

Ia mengatakan risiko distraksi sangat tinggi. Menurutnya, bantuan kemanusiaan harus tetap dilakukan meski banyak krisis lain yang juga terjadi di seluruh dunia.

“Risiko distraksi sangat tinggi, sangat tinggi … Bantuan kemanusiaan harus mengalir, tidak peduli seberapa banyak krisis lainnya bersaing dengan Afghanistan di seluruh dunia,” imbuh Grandi.

Negara-negara donatur, badan-badan PBB dan masyarakat sipil Afghanistan akan terlibat dalam acara penggalangan dana secara online pada bulan ini. Acara itu akan fokus pada penyediaan makanan, tempat tinggal dan layanan kesehatan, khususnya untuk wanita dan anak perempuan.

Pada Januari lalu, PBB mengajukan bantuan kemanusiaan terbesar untuk satu negara, dengan menyerukan dana US$ 5 miliar untuk mencegah bencana kemanusiaan di Afghanistan. Namun Grandi menyebut bahwa perang di Ukraina mulai mempersulit upaya penggalangan dana untuk Afghanistan.

UNHCR sendiri mengajukan dana bantuan US$ 340 juta untuk Afghanistan bagi tahun 2022, namun sejauh ini baru berhasil mengumpulkan sekitar US$ 100 juta.

“Jadi, kita perlu mendorong karena kebutuhan sekarang sama seperti pada September,” ujar Grandi.

Ditegaskan Grandi bahwa ‘respons yang murah hati harus terus berlanjut’ untuk Afghanistan. Dia menambahkan bahwa dengan situasi keamanan di Afghanistan membaik sejak Taliban berkuasa, diskusi terkait bantuan dengan kelompok Islamis itu kini menjadi semakin ‘terus-terang dan terbuka’.

Untuk diketahui Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus tahun lalu, dan sejak saat itu krisis kemanusiaan di sana semakin memburuk.

PBB dan badan bantuan kemanusiaan global lainnya menyebut lebih dari separuh populasi Afghanistan — totalnya 38 juta orang — terancam kelaparan pada musim dingin ini.

(dwia/maa/detikcom)