Jakarta – Universitas Airlangga (Unair) mengirimkan dua mahasiswa yang berhak mewakili Indonesia dalam konferensi internasional “The 5th Chancellor Tuanku Muhriz Lecture” di University Kebangsaan Malaysia (UKM) pada Senin-Rabu (14-17/8/2022).
Untuk bisa menjadi delegasi Indonesia tentu ada sederet proses seleksi yang ketat. Apalagi hal ini membawa nama Indonesia di kancah dunia.
Dilansir dari laman resmi Unair, dua mahasiswa yang beruntung bisa mewakili Indonesia ini adalah Alfinaskhi Fahmi Fawaidz dan Muhammad Rizky Widodo. Keduanya terbang ke Malaysia setelah sebelumnya melewati serangkaian proses seleksi yang panjang.
Alfinaskhi yang merupakan mahasiswa Teknik Biomedis Unair angkatan 2019 ini menjelaskan dirinya bisa lolos setelah melewati proses pemberkasan yang meliputi pengumpulan essay mengenai pengetahuan dan wawasan negara tujuan. Tak hanya itu, ia dan juga Rizky dari jurusan Kesehatan Masyarakat Unair angkatan 2018 harus menyertakan beberapa sertifikat prestasi, bukti keaktifan di organisasi hingga pengetahuan terkait bahasa.
Setelah semua berkas ini terpenuhi, proses selanjutnya yang juga harus dilewati adalah interview serta pembuatan video personal branding. Hanya mahasiswa yang lolos seleksi yang akhirnya bisa berangkat untuk mewakili Indonesia pada konferensi internasional ini.
Alfinaskhi dan Rizky Widodo berhasil menggeser ratusan mahasiswa lain dari seluruh Indonesia yang juga mendaftar untuk konferensi yang digelar di Negeri Jiran ini. Ungkapan rasa senang pun tak bisa dibendung keduanya.
“Bahkan kami juga mendapatkan tambahan dukungan materi dari Airlangga Global Engagement (AGE) dan Direktorat Kemahasiswaan UNAIR,” ucap Alfinaskhi.
SBY turut memberikan materi
Banyak kegiatan yang disuguhkan pada konferensi ini, termasuk salah satunya pemaparan materi oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia Prof Dr H. Susilo Bambang Yudhoyono MA atau yang kerap disapa SBY. Dalam kesempatan ini SBY menyampaikan narasinya yang berjudul A Better World is Possible.
Ia menekankan kepada pemimpin negara di seluruh dunia untuk menghentikan perang antara Ukraina dengan Rusia. Lantaran jika perang berlanjut dapat memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga.
“Konferensi berjalan hampir mendekati kuliah umum, jadi kami hanya menyimak narasi yang dibawakan oleh Pak SBY dan jajarannya, serta tidak ada sesi tanya jawab. Tapi saya berdiri di podium untuk mengucapkan rasa terima kasih dan mengundang mahasiswa UKM untuk berkunjung ke Indonesia untuk mengenali budaya,” papar delegasi UNAIR itu.
Tak mau menyia-nyiakan momen, dua mahasiswa ini juga membawa bendera Merah Putih yang kemudian dikibarkan di beberapa ikon negara Malaysia. Keduanya dengan bangga mengibarkan bendera Merah Putih di Menara Petronas, Batu caves, dan pusat pemerintahan federal Malaysia.
“Aksi dalam pengibaran bendera Merah Putih ini merupakan langkah kecil saya dalam menyambut dan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77,” kata Alfinaskhi
Alfinaskhi yang juga Awardee Beasiswa Inovator Muda Nusantara (IMN) menambahkan bahwa pemimpin masa depan bukanlah seorang yang mudah puas dan bangga dengan apa yang telah ia miliki. Namun dialah yang memiliki jiwa lifelong learner, yang haus akan ilmu dan keinginan untuk terus meningkatkan kapasitas dirinya.
“Bisa berkontribusi dalam konferensi internasional menjadi bagian dari mimpi saya untuk berdampak positif terhadap Indonesia yang lebih baik dan bermartabat,” pungkas Alfinaskhi.
(dvs/rah/detik)