Adapun menurutnya el nino ini dapat sangat mempengaruhi kondisi pertumbuhan dan panen tanaman pangan seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias/obat, hingga umbi-umbian.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, menurut Entang kondisi seperti ini setidaknya dapat menurunkan kapasitas produksi pangan hingga 20-30%, bergantung pada jenis tanaman komoditasnya.
“itu masing-masing punya ukuran ya, masing-masing punya ukuran, tapi yang pasti kalau lihat pengalaman kemarin 20-30% terdampak itu,” ungkap Entang kepada detikcom, Minggu (30/4/2023).
Adapun dengan adanya penurunan produksi pangan ini, tidak menutup kemungkinan harga sejumlah komoditas seperti buah-buahan, sayur-mayur seperti selada dan cabai, hingga umbi-umbian seperti singkong, bawang merah, dan bawang putih dapat mengalami kenaikan.
“Hukum ekonomi pasti berlaku. Kalau produksi kurang pasti harga naik kan,” jelas Entang.
Meski begitu Entang meyakinkan bahwa kondisi ini seharusnya tidak akan mempengaruhi stok pangan secara nasional. Sebab sejauh ini Indonesia kerap melakukan impor terhadap sejumlah komoditas guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Nggak (mempengaruhi stok pangan nasional) lah. Kita kan untuk beberapa komoditas seperti padi ini masih impor,” ungkap Entang.
(zlf/detik)