Sebagai buah yang penuh kontroversial. Kehadiran durian ini kadang disukai, kadang juga dibenci karena aromanya yang tajam dan menyengat. Bahkan di tempat umum dan transportasi umum, seperti kereta, pesawat, hingga hotel, banyak larangan membawa durian.
Terlepas dari aromanya yang disebut mirip gas dan sebagainya, buah ini menjadi incaran di Asia. Dilansir dari China Press (17/03), biasanya negara China mengimport buah durian dari Thailand dan Malaysia. Tapi kini mereka berhasil menanam buah durian sendiri.
Dari video yang diterbitkan China Press, tampak seorang pria tengah berkeliling di kebun durian yang ada di Provinsi Hainan, China.
“Kita tidak sedang berada di Malaysia atau Thailand. Tapi kita berada di Hainan, China. Saya sangat beruntung dan tak sabar tentunya. Ini ada durian jenis Golden Pillow, kemudian pohon yang di sana adalah durian jenis Musang King,” jelas petani durian asal China tersebut.
“Kami adalah perkebunan durian nomor satu di Hainan, dan pohon-pohon ini bisa menghasilkan buah durian setiap musimnya,” tuturnya.
Setidaknya ada lebih dari 2,450 ton durian yang akan dipanen di musim ini pada bulan Juni mendatang. Total ini setara dengan 0,3% durian yang diimpor ke China di tahun 2022. Semua durian ini di tanam dalam lahan seluas 93 hektar.
Meningkatnya permintaan durian di China, membuat banyak orang mencari cara untuk menanam durian. Seperti petani durian bernama Sanya, yang juga menjabat sebagai pegawai Departemen Pertanian di Hainan.
Ia mulai membudidayakan buah durian jenis Musang King dari empat tahun yang lalu. Kini Sanya memiliki lahan seluas 670 hektar, dengan 20% – 30% buah durian yang mulai tumbuh.
Perkebunan durian ini memang berhasil di China, karena wilayah Hainan yang tropis, dan musim dingin yang pendek, serta musim panas dan musim hujan yang lebih lama.
Sebagai perbandingan, untuk sekarang Malaysia masih memimpin industri durian. Karena neagra ini memiliki 76,895 hektar lahan yang didedikasikan untuk budidaya durian.
Dibutuhkan waktu sekitar 8-10 tahun agar pohon durian mengeluarkan buahnya. Tapi dengan teknologi yang ada sekarang, proses ini bisa dipercepat jadi sekitar empat tahun saja.
(sob/odi/detik)