Taliban Berkuasa, Australia Evakuasi Puluhan Atlet Perempuan Afghanistan

0
kelompok Taliban (Foto: AP/Rahmat Gul)

Jakarta -Puluhan olahragawan dan atlet perempuan Afghanistan yang terancam menyusul berkuasanya kembali kelompok Taliban, telah dievakuasi oleh pemerintah Australia.

Sejak Taliban menguasai Afghanistan pada pertengahan Agustus, bandara Kabul telah dilanda kekacauan dengan banyaknya warga yang berebut untuk melarikan diri dari negara itu.

Banyak yang takut akan kembalinya kebrutalan rezim Taliban tahun 1990-an, di mana kaum perempuan dikurung di rumah mereka dan sebagian besar hiburan dilarang, meskipun perwakilan kelompok itu berjanji untuk menghormati kemajuan yang dicapai dalam hak-hak perempuan.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (25/8/2021), Khalida Popal, mantan kapten tim nasional Afghanistan yang membantu evakuasi para atlet wanita itu, mengatakan beberapa telah dipukuli dan mendengar suara tembakan saat mereka melarikan diri.

Popal men-tweet foto para atlet berada di dalam pesawat, dan foto-foto lain menunjukkan mereka berjalan di landasan dengan tas di punggung mereka.

“75 olahragawan dan beberapa anggota keluarga telah keluar dari Afghanistan,” tulisnya di Twitter.

“Malam-malam tanpa tidur, ditelepon sepanjang waktu menjawab pertanyaan. Berurusan dengan media, memotivasi pemain untuk terus berjuang & tidak menyerah bahkan ketika ada tembakan, mereka dipukuli. Ini sulit,” tulisnya.

Federasi Pesepakbola Profesional Internasional (FIFPro) mengatakan para olahragawan Afghanistan yang dievakuasi telah “dalam posisi bahaya” dan “banyak atlet” masih dalam bahaya.

Sebuah pernyataan di situs web FIFPro menyatakan terima kasih atas upaya evakuasi pemerintah Australia.

“Para wanita muda ini, baik sebagai atlet maupun aktivis, berada dalam posisi berbahaya dan atas nama rekan-rekan mereka di seluruh dunia, kami berterima kasih kepada komunitas internasional yang telah datang membantu mereka,” kata FIFPro dalam pernyataannya.

FIFPro tidak menyebutkan negara tujuan akhir para atlet itu, tapi menyatakan bahwa beberapa negara dan kelompok terlibat dalam evakuasi tersebut.

“Kami berterima kasih atas bantuan pemerintah-pemerintah, militer dan kelompok hak asasi manusia yang bekerja sama erat dengan kami untuk mengevakuasi pesepakbola wanita dan atlet lainnya dari Afghanistan,” tulis FIFPro.

Olahraga dipandang sebagai pengalih perhatian dari tugas-tugas keagamaan dan dikontrol ketat selama pemerintahan Taliban antara 1996-2001, dengan kaum perempuan sepenuhnya dilarang ambil bagian dalam olahraga.

(ita/ita/detik)