Dilansir AFP, Kamis (12/5/2022), Afganistan adalah negara yang sangat konservatif dan patriarki. Akan tetapi adalah hal biasa untuk melihat pria dan wanita makan bersama di restoran — khususnya di Herat, kota yang telah lama dianggap liberal menurut standar Afghanistan.
Sejak kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu, Taliban semakin memberlakukan pembatasan yang memisahkan pria dan wanita. Hal ini sejalan dengan visi Islam mereka yang keras.
Dia mengatakan kepada AFP bahwa pemilik telah diperingatkan secara lisan bahwa aturan itu telah berlaku. Bahkan, kata dia, keduanya adalah suami istri.
Seorang wanita Afghanistan yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan manajer menyuruh dia dan suaminya untuk duduk secara terpisah di sebuah restoran Herat pada hari Rabu.

Safiullah, seorang manajer restoran yang seperti kebanyakan orang Afghanistan hanya menggunakan satu nama, membenarkan bahwa dia telah menerima diktat kementerian. Dia menyebut perintah itu harus diikuti.
“Kami harus mengikuti perintah itu, tetapi itu berdampak sangat negatif pada bisnis kami,” kata Safiullah, seraya menambahkan bahwa jika larangan itu terus berlanjut, dia akan terpaksa memecat staf.
Seerat juga mengatakan kantornya telah mengeluarkan dekrit bahwa taman umum Herat harus dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dengan laki-laki dan perempuan diizinkan untuk mengunjungi hanya pada hari yang berbeda.
“Kami telah memberitahu perempuan untuk mengunjungi taman pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu,” katanya.
“Hari-hari lainnya disediakan untuk pria yang dapat berkunjung untuk bersantai dan berolahraga,” jelas dia.
Taliban sebelumnya menjanjikan aturan yang lebih lunak daripada saat pertama mereka berkuasa dari 1996 hingga 2001, yang ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia.
Di Herat, pihak berwenang telah memerintahkan instruktur mengemudi untuk berhenti mengeluarkan izin kepada pengendara wanita.