Saat kembali bekerja, banyak yang akan mengalami beragam gejala, termasuk kecapekan, perubahan suasana hati, dan sakit kepala.
Konsultan spesialis pengobatan tidur, Dr Ahmed Salem Bahamam, menjelaskan, pola tidur yang tak teratur atau tidur larut malam dapat memengaruhi kesehatan seseorang.
“Sistem metabolisme, sistem peredaran darah, dan sistem kekebalan semuanya terkait dengan pola tidur dan jam biologis,” jelas Dr Bahamam, dikutip dari Arab News, Sabtu (22/4/2023).
“Pola tidur yang buruk menyebabkan peningkatan tekanan darah, fungsi jantung yang buruk, peningkatan nafsu makan, dan penambahan berat badan,” sambungnya lagi.
Selama Ramadan, warga Arab Saudi biasanya kurang tidur, terutama bagi mereka yang pergi ke sekolah atau bekerja. Mereka cenderung terjaga sepanjang malam dan tidur setelah sahur.
“Ketika kami melakukan tinjauan sistematis dari semua penelitian yang diterbitkan terkait dengan waktu tidur yang tertunda dan pola tidur yang tidak teratur, kami menemukan bahwa kebanyakan orang kehilangan sekitar satu jam tidur per malam, rata-rata, selama Ramadan dibandingkan dengan Syaban (bulan sebelumnya),” kata Dr Bahamam.
“Dan kami menemukan ada gangguan parah pada jam biologis kebanyakan orang, dalam arti malam menjadi siang dan siang menjadi malam,” imbuhnya lagi.
Dalam hal berat badan seseorang, tambahnya, jumlah tidur sama pentingnya dengan diet dan olahraga. Apabila terganggu, Dr Bahamam menyebut bisa saja memicu datangnya banyak penyakit.
“Normalnya tubuh berusaha membakar lemak untuk menurunkan berat badan, dan ketika jam biologis (terganggu), pembakaran lemak terganggu dan tubuh mulai mengonsumsi lebih banyak karbohidrat, yang meningkatkan kadar insulin,” kata Dr Bahamam.
“Insulin adalah hormon pembangun, dan menyebabkan penambahan berat badan, penyimpanan lemak dalam tubuh, penyimpanan lemak di hati, dan peningkatan kadar gula,” katanya lagi.
Kebanyakan orang Saudi merasa mudah untuk menunda waktu tidur mereka di awal Ramadan, tetapi lebih sulit untuk menyesuaikannya kembali saat Idul Fitri.
Meskipun demikian, Dr Bahamam menyebut ada sejumlah cara yang bisa membantu mengatur pola tidur seseorang pasca lebaran Idul Fitri, seperti menyesuaikan kembali jadwal tidur, menghindari makanan berat, dan pergi keluar pada siang hari karena cahaya alami dapat membantu menyesuaikan jam tidur.
“Jika Anda bepergian ke barat – katakanlah dari Riyadh ke Los Angeles – Anda tidak akan menderita seperti jika Anda bepergian dari Los Angeles ke Riyadh,” katanya, menjelaskan bahwa kita kurang bisa tidur lebih awal dari waktu tidur normal kita. untuk menunda waktu itu.
“Fotoreseptor di retina mata bertanggung jawab untuk menerima cahaya, dan ketika fotoreseptor menerima cahaya di siang hari, (itu membantu) tubuh kita membedakan antara siang dan malam hari,” katanya.
(suc/vyp/detik)