Tegang! Puluhan Pesawat Militer China ‘Kepung’ Taiwan

0
Jakarta – Puluhan pesawat militer China terdeteksi di sekitar Taiwan dalam waktu 24 jam terakhir. Ini menandai unjuk kekuatan terbesar di sekitar pulau itu sejak Taiwan melangsungkan pemilihan umum yang penting.

Diketahui bahwa pemerintah China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Beijing tidak pernah berhenti menggunakan kekuatan untuk mencoba menguasai pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

Sebelumnya, menjelang pemilu Taiwan tanggal 13 Januari lalu, Beijing telah memperingatkan para pemilih bahwa calon presiden Lai Ching-te – wakil presiden saat ini yang disebut China sebagai “separatis berbahaya” – akan membawa “perang dan kemunduran” jika terpilih untuk memimpin.

Lai berhasil memenangkan pemilu, mengamankan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk Partai Progresif Demokratik, yang telah lama menolak klaim teritorial China atas Taiwan.

Dalam 24 jam menjelang Sabtu pukul 06.00 waktu setempat, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mendeteksi 33 pesawat militer China dan tujuh kapal angkatan laut China beroperasi di sekitar Taiwan.

Tiga belas pesawat “melintasi garis tengah Selat Taiwan”, kata Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (267/1/2024).

Angkatan bersenjata Taiwan telah “memantau situasi dan mengerahkan pesawat (patroli udara), kapal Angkatan Laut, dan sistem rudal pantai sebagai respons terhadap aktivitas yang terdeteksi”.

Dua balon udara China juga terdeteksi melintasi Selat Taiwan yang sensitif, yang memisahkan China dari Taiwan.

Unjuk kekuatan China ini terjadi setelah kunjungan dua anggota parlemen AS ke Taiwan untuk bertemu dengan presiden terpilih Lai dan wakilnya, Hsiao Bi-khim – yang dikritik oleh Beijing sebagai “duo kemerdekaan”.

Lai di masa lalu telah blak-blakan mengenai masalah ini – yang merupakan garis merah bagi China – dan menyebut dirinya sebagai “pekerja pragmatis untuk kemerdekaan Taiwan”.

Namun, Lau telah melunakkan pendiriannya dan berjanji untuk mengikuti jalan Presiden Tsai Ing-wen dalam mempertahankan status quo sambil memperkuat kemampuan pertahanan pulau tersebut.

(ita/detik)