Teguran Jokowi ke Menteri Tak Sensitif Kesulitan Rakyat

0

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi menegur jajaran menterinya terkait kesulitan masyarakat. Jokowi ‘menyentil’ sensitifitas seluruh menteri melihat kesulitan masyarakat.

Di hadapan para pembantunya, Jokowi menyoroti harga-harga bahan pokok yang mulai naik. Jokowi mewanti-wanti para pembantunya agar memperhatikan betul ucapan yang dilontarkan kepada masyarakat.

“Pangan maupun energi, apalagi ini menjelang Lebaran,” kata Jokowi dalam sidang kabinet paripurna 5 April seperti ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (6/4).

Jokowi meminta anggota kabinet yang hadir untuk menetapkan kebijakan yang tepat untuk masyarakat. Jokowi mengingatkan para pembantunya agar tidak menyinggung masyarakat dengan ucapan maupun kebijakan yang tidak sensitif.

“Oleh sebab itu, seluruh yang hadir di sini, anggota kabinet, kepada semua menteri, kepala lembaga, agar kebijakan yang diambil itu tepat,” kata Jokowi.

“Sikap-sikap kita, kebijakan-kebijakan kita, pernyataan-pernyataan kita harus memiliki sense of crisis. Harus sensitif terhadap kesulitan-kesulitan rakyat,” ujar Jokowi.

Jokowi tak ingin masyarakat menganggap pemerintah tidak bekerja. Jokowi pun menyoroti tidak adanya penjelasan tentang minyak goreng selama 4 bulan.

“Jangan sampai kita ini seperti biasanya dan tidak dianggap oleh masyarakat nggak melakukan apa-apa,” ujar Jokowi.

Di akhir arahannya, Jokowi meminta para menteri tidak membuat polemik di masyarakat. Larangan itu termasuk soal polemik penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

“Jangan menimbulkan polemik di masyarakat, fokus pada bekerja dalam penanganan kesulitan yang kita hadapi,” ucap Jokowi.

“Jangan sampai ada lagi yang menyuarakan lagi mengenai urusan penundaan, urusan perpanjangan. Ndak,” tegasnya.

Teguran dalam Dua Pekan

Teguran keras yang disampaikan Jokowi kepada para menteri terjadi dalam kurun waktu dua pekan. Pada pekan lalu, Jokowi menyentil soal maraknya produk impor.

Jokowi meluapkan kekesalannya terkait banyak produk impor di Indonesia. Jokowi bahkan saat itu meminta hadirin tidak tepuk tangan dulu.

Salah satu momen Jokowi meminta audiens tidak bertepuk tangan ketika berbicara mengenai keinginan membeli produk dalam negeri. Jokowi mengatakan saat ini dunia menghadapi kelangkaan energi, kelangkaan pangan, hingga kelangkaan kontainer, harga-harga pun melonjak naik.

Di tengah kondisi itu, Jokowi mengatakan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah memaksimalkan APBN-APBD. Dia ingin masyarakat bangga membeli produk dalam negeri.

“Oleh sebab itu, yang paling gampang kita lakukan adalah bagaimana APBN, bagaimana APBD, bagaimana anggaran BUMN itu bisa men-trigger pertumbuhan ekonomi kita sendiri. Caranya? Ya kita harus memiliki keinginan yang sama untuk membeli, untuk bangga pada buatan kita sendiri. bangga buatan Indonesia,” ujar Jokowi seperti dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3).

Teguran Keras Jokowi Jadi Sinyal Reshuffle?

Teguran keras yang disampaikan Jokowi dalam kurun waktu dua pekan memunculkan teka-teki sinyal kocok ulang atau reshuffle kabinet. Stafsus Mensesneg Faldo Maldini mengatakan reshuffle merupakan hak prerogatif Jokowi.

“Kalau dikaitkan dengan reshuffle, jangankan Presiden negur menteri, soal hari saja orang udah kait-kaitkan dengan reshuffle. Tiap mau Rabu Pon, teman-teman media langsung tanya reshuffle. Saya pun kadang tidak paham kapan Rabu Pon. Saya tidak punya kalender Jawa,” kata Faldo kepada wartawan, Rabu (6/4).

Faldo menyebut evaluasi memang selalu dilakukan untuk memperbaiki yang masih kurang. Sektor yang sudah berjalan baik akan terus ditingkatkan.

“Soal reshuffle hanya Presiden yang tahu waktu tepatnya, jadi atau tidak, namun tim yang sudah ada saat ini sudah bekerja dengan optimal, meskipun perlu terus evaluasi dan peningkatan. Evaluasi sudah rutin dilakukan. Ada yang sudah baik dibuat lebih baik lagi. Yang lemah diperkuat. Yang lambat dipercepat,” imbuh Faldo.

Lebih lanjut, Faldo berbicara Jokowi sebagai pemimpin workaholic. Jokowi selalu meminta para pembantunya menyelesaikan pekerjaan yang telah diperintahkan.

“Semuanya sudah kerja baik, namun tentu ada yang perlu ditingkatkan. Presiden Jokowi kan memang pemimpin yang workaholic. Melihat sesuatu yang harus dikerjakan, ya harus selesai. Itu dorongan buat pembantu-pembantu Presiden,” ujar Faldo.

(rfs/rfs/detik)