Jokowi sendiri melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh, di Government Office, Hanoi, Vietnam pada Jumat, 12 Januari 2024.
“Tidak hanya itu, Presiden juga ingin agar kerja sama pertanian semakin diperkuat melalui penelitian pengendalian mutu dan smart farming, mendorong implementasi MoU kerja sama perikanan, serta memberantas IUU Fishing bersama,” bunyi keterangan BPMI Sekretariat Presiden, ditulis Minggu (14/1/2024).
Perlu diketahui Vietnam sendiri menjadi salah satu target daerah pemasok beras impor bagi Indonesia. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan pihaknya telah mendapatkan jaminan pasokan untuk impor beras dari 6 negara, salah satunya Vietnam. Selengkapnya 6 negara itu adalah Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, India, dan China.
Pemerintah memberikan penugasan untuk impor 2 juta ton beras di 2024 ke Bulog. Penugasan itu untuk memastikan ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP) di tahun depan.
Kembali ke pertemuan antara Jokowi dan Pham Minh Chinh, keduanya juga sepakat meningkatkan target baru perdagangan bilateral kedua negara setelah target sebesar US$ 10 miliar yang seharusnya dicapai 2023 telah berhasil dicapai pada tahun 2022.
“Saya yakin Yang Mulia sepakat untuk menetapkan target perdagangan di atas US$ 15 miliar untuk 2028 di mana perluasan akses pasar dan pengurangan hambatan perdagangan menjadi kunci,” ungkap Jokowi dalam keterangan yang sama.
Kemitraan strategis kedua negara telah menghasilkan berbagai kerja sama konkret, antara lain nota kesepahaman kerja sama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Kerja sama selanjutnya yang dibahas kedua pemimpin negara adalah dalam bidang investasi.
Jokowi mengapresiasi peningkatan investasi perusahaan Indonesia di Vietnam dan berharap PM Pham Minh Chinh terus mendorong terjadinya iklim investasi yang baik.
(hal/kil/detik)