Seperti diketahui minyak goreng Rp 14.000/liter berlaku untuk kemasan sederhana maupun premium di minimarket. Nah, kenapa minyak goreng bisa kosong setelah harganya dipatok Rp 14.000/liter? Apa atau siapa biang keroknya?
Pengusaha ritel mengungkap minyak goreng banyak kosong di minimarket karena masyarakat memborong dengan modus sekeluarga ikut antre membeli. Padahal diimbau satu orang cukup 2 liter.
detikcom sempat menyambangi salah satu minimarket di Kramat Pela, Kebayoran, Jakarta Selatan. Rak khusus minyak goreng kemasan kosong tak tersisa karena sudah diborong. Hanya ada minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak goreng dari kelapa.
“(Minyak goreng Rp 14.000/liter) kosong, sudah diborong semua hari itu juga (Rabu), dihabisin sama ibu-ibu,” kata seorang pegawai minimarket tersebut.
Menurutnya pihak minimarket membatasi pembelian maksimal 1 kemasan per orang. Sayangnya ada saja cara yang dilakukan pembeli demi mendapat banyak minyak goreng Rp 14.000/liter.
“Dibatasin 1 orang 1 (kemasan). Ya tau sendiri nanti bapaknya datang, emaknya datang,” kata Indra.
“Pas hari pertama kebijakan itu pada rebutan satu sama lain, eh salah satu ada yang nggak dapet. Tangannya udah ada yang nempel duluan, ya mau nggak mau ada yang belakangan harus ngalah,” katanya
Dalam satu hari itu, dia mengaku toko tempatnya bekerja menghabiskan 60 pcs minyak goreng kemasan 2 liter. Saat ini stok tersebut kosong dan belum diketahui kapan akan tersedia lagi. “Sudah dibatasin 1 orang maksimal 2, tapi banyak ibu-ibu sini beli. Seharian habis 10 karton yang 2 liter (60pcs),” tuturnya.
“Ini masyarakat yang keras, pasokannya normal untuk ritel modern. Kita coba tambah, jangan seperti biasanya. Tapi ini masyarakat yang keras, apapun ceritanya kalau masyarakat keras jadi seperti itu. Diumumkan anak-cucu ngantre,” katanya kepada detikcom, Jumat (21/1/2022).