Dikutip dari NDTV, Sabtu (26/8/2023), kanal tersebut mengalami kekurangan air hujan yang diperlukan untuk menggerakkan kapal melewati pintu air. Kawasan ini ini bekerja seperti elevator air.
Manajemen Terusan Panama, Ilya Espino mengatakan, pembatasan ini kemungkinan akan diterapkan dalam satu tahun ke depan, kecuali hujan turun lebat dalam tiga bulan ke depan.
“Kami memperkirakan akan ada jangka waktu satu tahun (pembatasan akses,” katanya.
Untuk melewati pintu air pada kanal tersebut, setiap kapal membutuhkan 200 juta liter air tawar. Air ini berasal dari dua danau buatan yang juga memasok air minum ke separuh negara berpenduduk sekitar 4,2 juta orang itu.
Di sisi lain, Panama saat ini sedang menghadapi kekeringan ekstrem, yang diperburuk oleh fenomena El Nino. Kondisi ini memaksa pengelola kanal untuk membatasi jalur air bagi kapal-kapal dengan draft (kedalaman air) 13,11 meter (43 kaki).
Berkat kondisi ini, untuk menghemat air kini jumlah kapal yang boleh melintasi kanal per harinya hanya 32 kapal. Padahal, pada 2022 kapal yang melintasi kanal setiap harinya rata-rata hingga 40 kapal.
Kebijakan tersebut pun akhirnya menyebabkan kemacetan terjadi di lalu lintas laut. Perahu-perahu pun akhirnya harus antre untuk memasuki jalur air yang menghubungkan Samudera Atlantik dan Pasifik.
Banyaknya kapal yang akhirnya menunggu untuk memasuki jalur sepanjang 80 kilometer itu, yang mana sebagian besar digunakan oleh klien dari Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang.
Pada Kamis kemarin, sekitar 130 kapal antre, jauh dibandingkan normalnya 90 kapal. Waktu tunggunya beragam, biasanya antara tiga sampai lima hari, kadang-kadang bisa mencapai 19 hari. Sementara beberapa waktu belakangan berkisar di 11 hari.
Awal bulan ini, operator kanal mengatakan pembatasan tersebut kemungkinan akan mengakibatkan penurunan pendapatan hingga US$ 200 juta pada 2024 dibandingkan tahun ini.
“Kami dengan mudah menangani antrian 90 kapal yang menunggu. Tetapi 130 atau 140 kapal menyebabkan masalah dan penundaan bagi kami,” kata Espino.
Sementara itu, Presiden Panama Laurentino Cortizo menegaskan kalau terusan tersebut hanya memberlakukan pembatasan. Keterangan ini untuk menyangkal pernyataan Presiden Kolombia Gustavo Petro yang menyebut terusan itu ditutup.
“Kami menerapkan pembatasan di Panama seperti yang kami lakukan pada kesempatan lain, tetapi tidak benar bahwa Terusan Panama ditutup,” kata Cortizo.
(shc/ara/detik)