Dilansir Reuters, Rabu (21/9/2022), Min Latt ditangkap di Bangkok pekan lalu bersama dengan tiga warga negara Thailand atas tuduhan konspirasi untuk perdagangan narkotika dan pencucian uang. Hal itu diungkap oleh wakil juru bicara polisi Thailand Kissana Phathanacharoen.
“Polisi sedang dalam proses meminta pengadilan untuk penahanan pra-persidangan,” kata Kissana kepada Reuters melalui telepon.
Dalam sebuah pernyataan lain, Kissana mengatakan unit anti-narkoba polisi telah meminta pengadilan untuk memperpanjang penahanan tersangka untuk mengumpulkan lebih banyak bukti dan menyelidiki jaringan. Dia mengatakan polisi juga menyita aset senilai lebih dari 200 juta baht ($ 5,4 juta) dari empat tersangka.
Tiga sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Reuters bahwa Tun Min Latt, yang memiliki kepentingan bisnis di hotel, energi dan pertambangan, adalah rekan dekat pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing dan telah membeli pasokan untuk militer.
Pada bulan Agustus lalu, pihak berwenang Inggris memberikan sanksi kepada salah satu bisnis Tun Min Latt dalam apa yang mereka sebut sebagai ‘upaya untuk membatasi akses militer ke senjata dan pendapatan’.
Media pemerintah Myanmar telah menerbitkan gambar Tun Min Latt dengan pemimpin junta, termasuk di pameran senjata di Bangkok pada 2019.
Sebuah dokumen PBB tahun 2019 mengatakan Tun Min Latt adalah putra seorang pensiunan letnan kolonel Myanmar dan bahwa sebuah perusahaan yang dia miliki telah memberikan sumbangan sekitar $ 71.500 kepada militer Myanmar pada tahun 2017.
Permintaan komentar Reuters dari Tun Min Latt dan perusahaannya tidak dijawab. Panggilan ke juru bicara militer Myanmar juga tidak dijawab.
Militer Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintah yang dipilih secara demokratis yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi pada Februari 2021, dan sejak itu berusaha mengkonsolidasikan kekuasaan melalui tindakan keras mematikan terhadap oposisi.
Sebuah sumber yang mengetahui kasus Tun Min Latt yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengatakan penangkapannya adalah bagian dari tindakan keras Thailand yang lebih luas terhadap pencucian uang dari narkotika di kota perbatasan Tachileik di Shan Myanmar.
Kantor Dewan Pengawas Narkotika pemerintah Thailand menolak berkomentar mengenai penangkapan ini.