Palembang,rakyatpembaruan.com –
Padatnya pemungkiman warga serta kecilnya saluran air di kawasan Jalan Srijaya Negara, Lorong Siguntang dan Lorong Sepakat, RT 31, Bukit Lama Kecamaran Ilir Barat Satu
Palembang dinilai menjadi salah satu penyebab seringnya terjadi genangan air.
Hal tesebut diketahui ketika Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda saat melakukan penelusuran langsung bersama pihak PUPR kota Palembang dalam memastikan langsung kondisi lokasi.
Tidak tanggung-tanggung, tingginya genangan air hingga lutut orang dewasa ini juga kerap menjadi keluhan warga sekitar dikala derasnya curah hujan serta kondisi pasangnya air sungai musi.
“Hari ini kita kembali melihat salah satu titik banjir di kota Palembang. Setelah kita masuk dan kita telusuri kawasan ini memang sudah ramai dengan pemukiman dan salurannya mengecil,” kata Fitri, Senin 15 Febuari 2021.
Guna mengantisipasi genangan air tersebut, Wakil Walikota Palembang dua periode itu mengharapakan dukungan kepada pihak Kecamatan serta tokoh masyarakat untuk meminta kesepakatan dari seluruh warga guna dilakukannya pelebaran saluran air.
“Karena, kalau memang ingin mengentaskan masalah banjir, saluran ini harus di perbesar dan diperdalam supaya aliran airnya lancar. Nanti akan ada rapat warga, untuk agar warga nanti menyetujui kalau seandainya ada teras atau bagian rumahnya yang terpaksa kita bongkar,” ujarnya.
“Jadi ini nanti ingin dipastikan dulu dukungan warga melalui rapat yang akan di adakan oleh pak RT nya nanti, sehingga nanti kalau pihak PUPR sudah bekerja tidak ada lagi komplain dari warga dan mereka tau ada pelebaran saluran,” tambahnya.
Fitri juga mengungkapkan, bahwa kecilnya saluran air merupakan permasalahan yang sering kali ditemuinya di kawasan padat pemungkiman.
“Kalau masalah banjir di pemukiman itu hampir rata-rata semuanya seperti itu. Mari kita gotong royong, karena kalau kawasan pemukiman tidak terlepas dari lahan warga mereka sendiri,” tambahnya.
Dirinya juga menegaskan kepada seluruh warga kota Palembang untuk dapat terus memperhatikan kawasan masing-masing serta untuk terus menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Jangan hanya menunggu dari Pemerintah. Kami juga berharap kepada warga untuk tidak menutup saluran, jika ada bangunan di kawasan pemungkiman atau rumah yang menutup saluran untuk air, maka terpaksa nanti akan kita bongkar,” tegasnya.
Sementara itu, Habso (49) yang merupakan salah satu warga yang tinggal di pemungkiman tersebut mengutarakan kerelaannya untuk dilakukan pelebaran saluran air yang mengharuskan untuk menggambil sebagian lahannya.
“Selagi untuk kenyamanan bersama, tidak masalah,” ucap ibu dari lima orang anak tersebut.(adi/rp/ril)