Pekerja asal Vietnam mendominasi di urutan pertama, menggeser China yang tahun lalu ada di posisi itu. Sementara Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jepang melonjak hampir tiga kali lipat dibanding 2018.
Dikutip dari Nikkei, Sabtu (16/3/2024), jumlah perantau asal Indonesia melesat 192,2% menjadi 121.507 orang dalam lima tahun terakhir. Sementara pada tahun 2022 dan 2023 terjadi peningkatan 56%.
Upah di Indonesia yang rendah menyebabkan warganya merantau ke Jepang. Negeri Matahari Terbit ini menawarkan gaji cukup tinggi bagi pekerja asing, yaitu sebesar 177.800 yen atau US$ 1.200, atau sekitar Rp 18,7 juta untuk posisi magang.
Sebanyak 56% pekerja dengan keterampilan khusus di Jepang merupakan warga negara Indonesia. Mereka bekerja di sektor manufaktur, konstruksi, perawatan dan restoran.
Badan kepegawaian yang berbasis di Tokyo, Persol Global Workforce, mulai mendatangkan pekerja terampil di sektor pertanian tahun lalu dengan menggaet lembaga pendidikan Indonesia. Apalagi Indonesia bercita-cita menjadi salah satu produsen pertanian terkemuka di dunia, dan ingin memperoleh ilmu dari Jepang.
Beberapa TKI dipekerjakan langsung oleh pertanian milik pribadi. Persol juga mengirim TKI untuk bekerja sementara pada musim panen.
“Ada banyak potensi di Indonesia, yang memiliki populasi 270 juta jiwa,” kata Motoki Yuzuriha, presiden agen penempatan kerja Mynavi Global.
“Saya pikir negara ini pada akhirnya bisa melampaui Vietnam dalam perannya di pasar tenaga kerja Jepang,” lanjutnya.
Sementara itu pekerja dari Nepal meningkat 78,5% dalam lima tahun menjadi 145,587. Lebih dari 41% juga belajar di Jepang. Sementara pekerja asal Myanmar melonjak 49,9% pada 2022 dan 2023 menjadi 71.188.
Lalu jumlah pekerja Amerika Serikat meningkat 5,7% dalam lima tahun menjadi 34,861, sedangkan pekerja asal Inggris meningkat 5,8% menjadi 12,945. Sejumlah orang memilih Jepang karena biaya hidup lebih murah dibandingkan di kota-kota besar di AS dan Eropa.
(ily/hns/detik)