Jakarta –Para ahli melihat tren kasus batu ginjal di usia muda meningkat, terutama di kalangan remaja perempuan. Batu ginjal merupakan endapan keras mineral dan garam yang dapat terperangkap di saluran kemih.
Namun, para ahli masih belum mengetahui penyebab pasti dari peningkatan tren tersebut. Mereka berspekulasi bahwa ada banyak faktor yang memicu batu ginjal pada usia muda.
Mulai dari pola makan yang banyak mengandung makanan ultra proses, meningkatnya penggunaan antibiotik di awal kehidupan, dan perubahan iklim yang menyebabkan semakin banyaknya kasus dehidrasi.
Apa Itu Batu Ginjal?
Kondisi batu ginjal adalah kelainan metabolisme yang dikenal juga sebagai nefrolitiasis. Kondisi ini terjadi saat mineral seperti kalsium, oksalat, dan fosfor menumpuk di dalam urine, dan membentuk kristal keras berwarna kekuningan sebesar butiran pasir.
Dalam kasus yang parah, batu ginjal dapat berkembang hingga sebesar bola golf. Beberapa batu dapat keluar dari saluran kemih tanpa masalah.
Tetapi, pada kasus lainnya, batu dapat tersangkut yang menghalangi aliran urine dan menyebabkan nyeri hebat serta perdarahan. Pada orang dewasa, kondisi batu ginjal dikaitkan dengan beberapa kondisi, seperti sindrom metabolik, obesitas, hipertensi, dan diabetes.
“Pada anak-anak, kami tidak melihat itu,” kata ahli urologi anak du Rumah Sakit Anak Philadelphia, Dr Gregory Tasian, dikutip dari NBC News.
“Mereka sehat dan tiba-tiba datang dengan batu ginjal pertama mereka tanpa alasan yang jelas,” sambungnya.
Dari studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Klinis American Society of Nephrology itu menemukan bahwa insiden penyakit batu ginjal tahunan meningkat 16 persen dari tahun 1997 hingga 2012. Dengan peningkatan terbesar terjadi pada kelompok usia 15 hingga 19 tahun.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa 52 persen kasus batu ginjal lebih tinggi dialami oleh anak perempuan dan wanita. Secara keseluruhan, risiko penyakit batu ginjal meningkat dua kali lipat selama masa kanak-kanak untuk anak laki-laki dan perempuan.
Sementara pada wanita, mengalami peningkatan risiko sebesar 45 persen selama masa hidup mereka selama periode studi 16 tahun.
Pada penelitian lain yang dilakukan Olmsted County, Minnesota, juga menunjukkan tren yang serupa. Terjadi peningkatan kasus batu ginjal pada anak-anak usia 12-17 tahun sebesar 6 persen per tahun, dari tahun 1984 hingga 2008.
Para ahli percaya bahwa pola makan anak-anak yang memburuk mungkin berperan. Misalnya kandungan natrium yang tinggi pada keripik kentang, daging panggang, minuman olahraga, dan makanan kemasan dapat memaksa mineral tambahan masuk ke dalam urine yang akan menggumpal menjadi batu ginjal.
Hal ini terutama mungkin terjadi jika seorang anak tidak minum cukup air atau minum terlalu banyak minuman manis yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi.
Gejala Batu Ginjal
-Muncul nyeri di sekitar punggung, perut bagian bawah, dan selangkangan.
-Darah berwarna merah muda, coklat, atau merah dalam urine.
-Selalu ingin buang air kecil.
-Urine keruh atau berbau busuk.
-Mudah tersinggung, terutama pada anak kecil.
Gejala tersebut mungkin tidak muncul pada beberapa anak. Namun, gejala yang muncul terkadang bisa ‘lebih tidak spesifik’ pada anak, terutama yang usianya lebih muda.
Sehingga, mereka mungkin mengeluhkan sakit pada perut, bukan sakit punggung atau mual.
Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, pastikan untuk rutin menghidrasi tubuh dengan minum air putih. Jika ingin mengetahui air yang dikonsumsi sudah cukup atau belum, bisa dilihat dari warna urine.
Jika warna urine berwarna kuning cerah, tubuh sudah mendapatkan air yang cukup. Tetapi, jika urine terlihat lebih gelap, minumlah lebih banyak air.
(sao/suc/detik)