“Sebagian besar rakyat Turki menentang keanggotaan negara-negara yang mendukung organisasi teroris PKK tetapi ini adalah masalah yang perlu kita bicarakan tentu saja dengan sekutu NATO kita serta negara-negara ini,” kata Cavusoglu saat tiba untuk di Berlin untuk melakukan perincangan dengan rekan-rekan NATO serta Finlandia dan Swedia seperti dilansir AFP, Minggu (15/5/2022).
PKK adalah Partai Pekerja Kurdistan, yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris di Inggris, Uni Eropa dan Amerika Serikat.
“Kami tidak memiliki pendapat positif,” kata Erdogan kepada para wartawan di Istanbul pada Jumat (13/5) waktu setempat.
Turki yang telah lebih dulu menjadi anggota NATO, telah lama menuduh negara-negara Nordik, terutama Swedia yang memiliki komunitas imigran Turki yang kuat, menyembunyikan kelompok ekstremis Kurdi serta para pendukung Fethullah Gulen, ulama ternama Turki yang berbasis di Amerika Serikat, yang diburu Turki karena kudeta yang gagal pada 2016.

Erdogan pun menyinggung “kesalahan” yang dibuat oleh mantan penguasa Turki yang menyetujui keanggotaan Yunani di NATO pada tahun 1952.
“Kami, sebagai Turki, tidak ingin membuat kesalahan kedua dalam masalah ini,” katanya.
Diketahui bahwa begitu sebuah negara memutuskan untuk mengajukan keanggotaan NATO, maka 30 anggota aliansi harus setuju dengan suara bulat untuk memperpanjang undangan resmi, yang diikuti kemudian dengan negosiasi keanggotaan.