Hal ini sudah dilakukan di ruas jalan tol Indralaya-Prabumulih. Metode gefoam diyakini dapat memperlambat proses penurunan tanah dan mampu mengurangi potensi tanah ambles.
“Semoga dengan penggunaan geofoam, kenyamanan dan keamanan pengguna jalan tol semakin meningkat. Fun fact, Tol Indralaya – Prabumulih garapan Hutama Karya juga pakai geofoam loh,” tulis Hutama Karya dalam akun Instagram resminya @hutamakarya dikutip Minggu (30/7/2023).
Dalam penjelasan di unggahan yang sama, Hutama Karya juga menuliskan geofoam memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya adalah mudah diaplikasikan, tahan perubahan cuaca, dan mudah dikontrol.
Dalam catatan detikcom, pada keterangan resmi PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) Maret lalu, dijelaskan penggunaan geofoam diterapkan pada oprit jembatan. Penggunaan geofoam bertujuan untuk menggantikan material timbunan di belakang oprit yang berat.
Geofoam merupakan salah satu material geosintetik yang terbuat dari polimer Expanded Polystyrene dan Xtruded Polystyrene (XPS) yang mempunyai properti berat jenis yang lebih rendah dibandingkan material granular atau tanah.
“Dengan penggunaan geofoam, diharapkan meminimalisir penurunan oprit selama masa layanan jalan. Selain itu, keunggulan geofoam yakni mudah diaplikasikan, mutu yang mudah dikontrol, dan tidak terkendala dengan cuaca,” ujar Direktur Operasi III HKI Selo Tjahjono dalam keterangannya, Jumat (3/3/2023).
Pada area jembatan Kelekar yang lokasinya cukup sulit dijangkau crane, dilakukan girder erection dengan metode launcher. Metode launcher pada girder erection dipilih karena dimensi pierhead yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan crane.
Pada lokasi-lokasi tanah lunak, digunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading sebagai treatment. PVD merupakan salah satu bahan geosintetik yang berbentuk pita terdiri dari inti (core) dan selimut (jacket) yang dipasang secara vertikal dan berfungsi sebagai penyalur air dari bawah ke atas (vertikal).
Sedangkan preloading adalah salah satu jenis penanganan tanah lunak dengan cara memberikan beban berupa timbunan surcharge yang berfungsi sebagai pengganti beban perkerasan dan lalu lintas selama proses konsolidasi.