Palembang, rakyatpembaruan.com-
Universitas Sriwijaya (Unsri) mengadakan kegiatan Cultural Visit bagi mahasiswa asing dalam rangka memperkenalkan budaya dan wisata di kota Palembang, Sabtu (26/10/2024). Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh 29 mahasiswa asing yang berasal dari berbagai negara yakni, Syria, Sudan, Malaysia, China, Amerika Serikat, Mexico, Costarica, dan Korea.
Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1337 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Kota Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, saat ini berusia 1.341 tahun pada 17 Juni 2024.
Kota Palembang memiliki beragam kearifan lokal mencerminkan warisan budaya nenek moyang yang terus dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi salah satunya kain tenun songket.
Sejarah songket Palembang dapat ditelusuri sejak masa Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam: Bukti adanya songket pada masa Sriwijaya dapat dilihat dari arca di kompleks percandian Tanah Abang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam (1659-1823), penduduk asli Palembang sudah sering membuat songket sebagai usaha sambilan.
Pada masa itu, hanya raja atau sultan dan kerabat keraton yang berhak memakai songket.
Songket menyebar ke wilayah yang dikuasai Sriwijaya, seperti Sumatra, Kepulauan Riau, Kalimantan, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja.
Istilah “songket” berasal dari lakuran kata dalam bahasa Melayu Palembang, yaitu “songsong” dan “teket”.”Songsong” berarti “songsong” dan “teket” berarti “sulam”.
Ketua UPT Kerjasama Layanan Internasional ( KLI) Unsri, Sabaruddin, Ph.D mengatakan bahwa Unsri memiliki program cultural visit yang diadakan setiap tahun bagi mahasiswa asing. Menurutnya kegiatan cultural visit ini dapat mengajarkan dan mengenalkan mahasiswa asing secara langsung tentang kebudayaan, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat lokal yang mungkin berbeda dari budaya mereka sendiri.
“Setiap tahun kami ada program namanya kunjungan budaya, kunjungan budaya itu adalah memperkenalkan mahasiswa asing kepada budaya – budaya Palembang atau Sumsel secara luas. Tahun ini kami mencoba untuk memperkenalkan songket, apa itu songket dan bagaimana cara membuatnya. Mudah – mudahan dengan kegiatan ini bisa memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang budaya Palembang dan Sumsel sehingga bisa memperkenalkan budaya Palembang di negara mereka nantinya,” Ujarnya.
Kegiatan diawali dengan kunjungan ke tempat kerajinan tangan songket “Fikri Koleksi”. Disana mahasiswa dipandu oleh MGS. Ahmad (Administrative Staf Fikri Koleksi) untuk dapat melihat dan mempraktekkan cara membuat atau menenun kain songket, bahkan dapat langsung mempraktekkan cara mengenakan kain songket tersebut.
“Disini kita bakalan mengajak temen – temen semua yang apalagi bukan berasal dari Indonesia, berasal dari berbagai negara untuk mempelajari budaya kota Palembang khususnya kain songket. Kain songket sendiri tidak lepas dari kebudayaan kota Palembang, jadi banyak sekali budaya – budaya Palembang yang masih menggunakan kain songket, seperti kegiatan pernikahan dan kegiatan adat lainnya. Pembuatan kain songket sangatlah rumit, karena ditenun bahkan memakan waktu 3-4 Minggu lamanya,” Ujarnya seraya memamerkan beberapa koleksi kain songketnya.
Lebih jauh Ahmad menerangkan harga Kain songket yang ada di Fikri Koleksi dapat mencapai angka yang fantastis. Harga yang ditawarkan dengan kisaran mulai dari 1.5 juta hingga mencapai 80 juta rupiah.
“Songket Fikri sendiri didirikan oleh KGS Bahsen Fikri SAg pada tanggal 14 februari tahun 2000, sekitar 24 tahun lamanya. Kita ada juga social media Instagram dan YouTube dengan id @fikrikoleksi,” Terang Ahmad.
Berikutnya mahasiswa asing Unsri diajak mengunjungi Danau Jakabaring dan wisata 5 tempat ibadah yang berpusat di Jakabaring Sport City. Selanjutnya berkunjung ke Masjid Al Islam Cheng Ho yang didirikan oleh komunitas China Muslim Palembang. Kemudian mahasiswa diajak mengunjungi Pulau Kemaro yaitu pulau yang menyimpan legenda kisah cinta antara saudagar Tiongkok Tan Bun An dan Putri Raja Sriwijaya Siti Fatimah. Tak hanya itu, mahasiswa juga diajak untuk menikmati kuliner tradisional khas Palembang seperti pempek, tekwan, model, dan pindang patin yang menjadi bagian penting dari kearifan lokal Palembang.
Turut hadir Kepala BPHM Unsri, Dedi Supriadi, S.T., M.Si., Tim Humas, dan staf UPT KLI.
(fer-rp/Ara-Humas)