Viral Imbauan Tak Beri Minum Teh ke Anak, Ini Alasan Dokter yang Meresepkan

0
Jakarta – Resep berisi imbauan untuk tidak memberikan teh pada anak sebagai minuman viral di media sosial. Imbauan itu menyebut bahwa kebiasaan memberikan teh pada anak dapat mengganggu proses penyerapan zat besi, sehingga dapat meningkatkan risiko anemia.

Postingan itu juga menyebut zat besi memiliki banyak sekali manfaat untuk anak khususnya dalam perkembangan otak, meningkatkan imunitas, sumber energi otot untuk keterampilan motorik, hingga mencegah stunting pada anak.

Spesialis anak dr Jati Kusuma Wardhani, SpA yang pertama kali membagikan konten tersebut mengatakan ia sering sekali menemukan pasien anak yang mengalami anemia defisiensi besi. Kebiasaan memberi teh pada anak disebut menjadi salah satu pemicunya.

“Kasusnya sangat banyak pemberian teh pada anak terutama oleh mbah-mbah atau bahkan ibu-ibu muda yang masih belum tahu terkait beberapa info ini,” kata dr Jati, Rabu (9/10/2024).

Meski begitu, dr Jati mengatakan para orang tua seringkali tidak menyadari masalah ini. Masalah anemia defisiensi besi biasanya tidak memiliki gejala khas dan baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium.

“Banyak kejadian ini tidak terdeteksi karena gejala pada anak sangat tidak khas, ini ditemukan secara random saat pemeriksaan lab di rumah sakit,” sambungnya.

Kandungan Tanin dalam Teh Jadi Biang Kerok

Spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK, AIFO-K, FINEM menjelaskan teh mengandung senyawa tanin yang dapat mengikat zat besi. Hal ini membuat penyerapan zat besi dari makanan yang baru dikonsumsi menjadi tidak maksimal.

Hal inilah yang akhirnya membuat anak dapat mengalami kekurangan zat besi dan berisiko mengalami anemia.

“Teh mengandung senyawa bernama tanin. Tanin ini dapat mengikat zat besi dalam makanan yang kita konsumsi, sehingga penyerapan zat besi dalam tubuh kita menjadi kurang,” kata dr Raissa dihubungi terpisah oleh detikcom, Rabu (9/10/2024).

“Anak-anak masih dalam proses tumbuh kembang. Sehingga jika kekurangan zat besi, akan berpotensi anemia dan terganggu tumbuh kembangnya,” sambungnya.

Meski begitu, dr Raissa menekankan bahwa orang tua tidak perlu menghindarkan anak dari teh sepenuhnya. Selama teh diberikan tidak bersamaan dengan makanan tinggi zat besi dan diberikan dengan jeda setelah makan, maka minuman teh boleh saja diberikan.

“Bisa menunggu setidaknya 1-2 jam untuk mengonsumsi teh setelah makan. Jika ingin diberikan kepada anak, sebaiknya pilih teh yang tidak terlalu pekat atau pilih teh yang kandungan taninnya lebih sedikit, contohnya green tea,” jelas dr Raissa.

Selain memberikan jeda setelah makan, dr Reissa juga mengimbau orang tua untuk memberi anak buah-buahan tinggi vitamin C seperti jeruk, kiwi, dan strawberry. Vitamin C merupakan salah satu kandungan yang dapat membantu penyerapan zat besi lebih baik.

(avk/up/detik)