Meskipun kasus baru mengalami penurunan menjadi 1.145 pada hari Kamis dari sebelumnya 1.242 pada hari Rabu, kasus kematian meningkat menjadi 13 dari sebelumnya 12 kasus.
Bahkan kasus aktif pun naik menjadi 10.881 pada hari Kamis dari sebelumnya yang tercatat 10.448 pada Rabu. Begitu juga pasien yang dirawat dalam rata-rata tujuh hari terakhir mengalami kenaikan menjadi 1.617, dari hari sebelumnya 1.573.
“Masyarakat agar aktif kembali memakai masker, terutama untuk orang yang sedang sakit (flu), orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan apabila kita berada di keramaian dan kerumunan. Tidak lupa jaga kesehatan untuk mencegah kasus kembali naik,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril, Jumat (21/04).
“Kita wajib menjaga kelompok lanjut usia sebagai kelompok yang rentan tertular dan masuk rumah sakit,” lanjutnya lagi dr Syahri.
Adapun kenaikan COVID-19 dalam beberapa minggu terakhir dipicu oleh varian baru Arcturus atau disebut subvarian Omicron XBB 1.16 yang sangat menular.
Sejumlah gejala dari varian ini antara lain kasus konjungtivitis (mata merah) terutama pada anak-anak, demam atau menggigil, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, dan diare.
(suc/kna/detik)