“Ini berarti jika penduduk Indonesia kita bulatkan menjadi 300 juta terdapat 30 juta orang yang punya penyakit ginjal,” ujar dokter spesialis penyakit dalam dr Budianto Sigalingging SpPD-Finasim dari dr RS St Elisabeth beberapa waktu lalu.
Menurut dr Budianto, penyakit ginjal dapat memengaruhi kualitas hidup pasien, keluarga, bahkan membebani negara. Sebagai informasi, biaya sekali cuci darah dapat mencapai Rp 1,1 juta per orang, dan biasanya dalam seminggu pasien harus melakukan hal itu 2-3 kali.
Iklan
Meski ditanggung oleh BPJS Kesehatan, namun besaran iuran per orang sejatinya tidak menutupi biayanya.
Adapun gejala penyakit ginjal dapat berupa:
Gangguan berkemih dengan berkurangnya volume urine
Kencing berdarah
Sesak napas
Kaki bengkak
Mual dan muntah
Tidak nafsu makan
Kondisi ini biasanya dipicu oleh beberapa faktor, seperti merokok hingga mengonsumsi obat sembarangan. Selain itu, penyakit ginjal juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti hipertensi atau darah tinggi dan diabetes.
“Ini merupakan kelemahan kita dalam kesadaran untuk mengukur tekanan darah. Padahal sekarang mudah untuk masyarakat melakukan kontrol tekanan darah yang dapat dilakukan di puskesmas atau klinik terdekat,” paparnya.
Pencegahan Penyakit Ginjal
Sebagai langkah pencegahan, penting bagi masyarakat untuk menjaga kadar garam dan gula dalam makanan minuman. dr Budianto pun turut mendukung rencana pemerintah untuk membuat aturan lebih ketat dalam kandungan gula di produk olahan. Hal ini menyusul berita terkait banyak anak yang kini mengidap diabetes.
Ia juga mengingatkan kembali pentingnya masyarakat untuk memeriksakan tekanan darah, kadar gula, urine yang sekarang dapat dilakukan di puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan terdekat lainnya.
“Untuk melakukan pencegahan penyakit gagal ginjal dapat dilakukan sejumlah upaya yaitu minum air putih cukup, pengukuran tekanan darah, mengurangi asupan garam, olahraga seimbang, dan check up reguler,” sambungnya lagi.
Dokter penyakit dalam dr Budianto SigalinggingDokter penyakit dalam dr Budianto Sigalingging SpPD-Finasim dari dr RS St Elisabeth Foto: Dokumen Pribadi.
(suc/naf/detik)