Namun, kata Danis, hal itu digunakan hanya pada keadaan darurat. Danis menyebut panjangnya sekitar 3 kilometer (km).
“Memang selain itu di dalam tol 6A 6B itu kita bikin runaway juga. Sebagai jalan tol jalan, tapi dalam keadaan emergency kita desain sebagai runaway pesawat. Panjangnya sekitar 3 km,” katanya di Jakarta, dikutip Rabu (9/8/2023).
Danis menjelaskan jalan yang dimaksud itu bukan bukan menjadi landasan pacu pesawat darurat. Hanya saja dalam keadaan tertentu, jalan tol tersebut bisa berfungsi sebagai landasan pacu pesawat.
“Bukan runaway darurat, jadi jalan tol yang dalam keadaan tertentu, berfungsi sebagai runaway pesawat,” ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengebut proses pembangunan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). Tol ini merupakan salah satu akses menuju Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Pembangunan IKN 2 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur, Armen Adekristi, mengatakan sejauh ini proses pengerjaan Tol Balsam sendiri sudah berjalan di tiga seksi. Ketiga seksi yang dimaksud adalah Seksi 3A Karang Joang-KKT Kariangau, Seksi 3B KKT Kariangau-Simpang Tempadung, dan Seksi 5A Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang.
Armen menjelaskan untuk progres pengerjaan seksi 3A Karang Joang-KKT Kariangau sepanjang 13,4 km sudah mencapai 12,33%. Sedangkan untuk Seksi 3B KKT Kariangau-Simpang Tempadung sepanjang 7,32 km sudah mencapai 30,11% dan untuk seksi 5A Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang sepanjang 6,67 km sebesar 37,39%. Totalnya sekitar 27 km.
Di sisi lain untuk seksi 6A Riko-Rencana Outer Ring Road IKN dan Seksi 6B Rencana Outer Ring Road-Simpang 3 ITCI, Armen mengatakan saat ini sudah dalam proses lelang paket pekerjaan dengan target penandatangan kontrak pada Agustus 2023.
(ily/rrd/detik)